assalamualaikum
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Kita telah sepakat, tujuan utama Allah mewajibkan kita untuk berpuasa
adalah agar kita menjadi pribadi yang bertaqwa. Sebagaimana ditegaskan
dalam satu ayat yang sering kita dengar:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian untuk
berpuasa, sebagaimana dulu telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum
kalian, agar kalian menjadi orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Namun ada satu pertanyaan yang selayaknya untuk kita renungkan.
Benarkah ketika kita sudah melaksanakan puasa ramadhan, kita sudah
menjadi orang yang bertaqwa? Apakah setiap kaum muslimin yang lulus
melaksanakan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, secara otomatis
menjadi insan yang bertaqwa? Ataukah justru sebaliknya…, banyak diantara
kita, atau kaum muslimin yang keluar bulan ramadhan, tapi masih
memiliki sifat yang jauh dari ketaqwaan?
Kita tidak mampu memberikan jawaban yang pasti untuk pertanyaan di
atas. Namun, yang jelas realiti menunjukkan bahwa kebanyakan kaum
muslimin ketika melepas berlalunya ramadhan mereka kembali pada kebiasaan buruk mereka sebelumnya. Dengan kata lain, mereka belum mendapatkan erti sebenar taqwa.
Sebagai muslim yang baik, tentu kita tidak ingin keadaan semacam ini
menimpa diri kita. Berpuasa namun tidak memberikan perubahan yang
signifikan bagi diri kita. Untuk sukses selama ramadhan, tentu
saja perlu modal dan perjuangan. Menghiasi waktu demi waktu sepanjang
ramadhan dengan kebaikan. Mengurangi maksiat dan menyibukkan diri dengan
ketaatan. Dengan upaya ini, kita berharap bisa mendapatkan nafahat dari
Allah. Dari Muhammad bin Maslamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن لربكم في أيام دهركم نفحات فتعرضوا لها لعل أحدكم أن يصيبه منها نفحة لا يشقى بعدها أبدا
Sesungguhnya Allah memiliki nafahat yang akan dicurahkan
sepanjang masa, karena itu berusahalah untuk mendapatkannya. Bisa jadi
diantara kalian ada yang mendapatkan satu nafahat, sehingga dia tidak
akan celaka selamanya.
(HR. Thabrani dalam Al-Ausath 2966, dalam As-Shahihah no. 1890, hadis ini dijadikan hadis penguat).
Apa itu nafahat?
Al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan tentang nafahat. Ketika menerangkan hadis di atas, beliau mengatakan,
أي تجليات مقربات يصيب بها من يشاء من عباده
Makna nafahat adalah ilham yang memberikan semangat
seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang diberikan kepada
siapa saja diantara hamba-Nya yang Dia kehendaki.
(Faidhul Qadir,
2/505).
Pada halaman lain beliau memisalkan nafahat sebagaimana kilatan
halilintar, yang sangat terang dan berlangsung sangat cepat. Barangsiapa
yang ketita itu sedang beribadah kepada Allah, maka diharapkan dia akan
mendapatkan curahan kilatan cahaya itu. Sehingga dia mendapatkan
kekuatan iman, kekuatan istiqamah, semakin semangat untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Di saat itulah, dia akan mengalami perubahan
semangat, perubahan sikap, dst. Orang menyebutnya, dapat ilham.
Ramadhan 2013 mari kita jadikan ramadhan yang bermakna. ramadhan
yang membawa perubahan bagi diri kita. Ramadhan yang memberi
semangat kita untuk lebih mendekatkn diri kepada Allah.
Anda boleh mencari
kesempatan untuk mendapatkan Nafahat tersebut pada ramadhan ini.
Perbanyak memohon hidayah kepada Allah dan kemudahan untuk menjalankan amal.
Allahumma a’innaa ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik
Oleh ustadz Ammi Nur Baits
(copypaste)
No comments:
Post a Comment